"Ummat ini tidak cukup hanya pintar saja. Tapi juga mesti kaya dan berkuasa serta punya senjata. Islam adalah agama ibadah dan agama revolusi. Islam itu antitesa dari seluruh ideologi buatan manusia. Karena itulah musuhnya banyak. Maka untuk eksis islam butuh akan kekuasaan. Itulah makna inti dari peristiwa hijrah. Pindah dari Makkah ke madinah pesannya ialah untuk membentuk entitas kekuasaan yang mandiri dalam segala hal. Tujuannya agar bisa menerapkan seluruh nilai nilai ajaran yang ada dalam alquran dan hadis secara totalitas. Dengan begitu baru terlihat keindahan dan supremasi islam tersebut. Bukan seperti realitas hari ini, dimana ummat islam yang berjumlah milyaran ini namun masih saja selalu tertindas dan terjajah. Perang iran vs israel semakin membuat kita sadar bahwa menjadi doktor dan profesor saja tidak cukup. Anda mesti kaya, kuat, berdaulat, serta bersenjata. Dan juga anda perlu jadi presiden dan jadi eksekutif pada high level. Semua dimensi sosial islam baru terlaksana dengan baik pada periode Madinah pasca hijrah. Artinya setekah nabi menjadi kepala negara."
Artikel, kawalbangsa.com -----
13 tahun dakwah nabi di makkah penuh dengan cobaan berat. Dipersekusi, ditindas, disiksa, diembargo secara ekonomi dan politik. Bahkan dibungkam untuk bicara. Seluruh pmimpin makkah berkonsfirasi untuk melenyapkan nabi dan sahabatnya. Bahkan ada sahabat yang dibakar hidup hidup, di sula dan di tombak.
Pada puncaknya nabi melihat bahwa perlu adanya kekuasaan politik dan ekonomi. Perlu negara dan sekutu yang diikat pada traktat perjanjian. Namun untuk bisa menjadi pihak yang diperhitungkan dalam dialog serta negosiasi sosial politik mestilah harus kuatndulu dan memiliki ummat yang banyak. Adapun di Makkah tidak mungkin bisa diraih hal-hal itu.
Maka Alloh maha tahu akan keadaan nabinya dan hambanya yang beriman. Maka turunlah perintah hijrah ke kota madinah atau yatsrib.
Gelombang awal adalah para sahabat sahabat lemah yang disuruh hijrah, baru disusul para sahabat yang kuat. Terakhir giliran nabi serta abu bakar sebagai penutup.
Tapi jangan lupa, bahwa ada duta nabi yang telah dikirim sebelumnya ke madinah. Tugasnya untuk memantau serta membuka jalan apakah situasi sudah kondusif.
Setelah dapat sinyal yang pasti dengan adanya perjanjian aqobah beberapa puluh orang warga madinah yang haji ke makkah masa itu. Mereka rela dengan tulus setia sehidup semati membantu nabi nantinya di madinah untuk mengembangkan islam.
Barulah dipertimbangkan secara matang barulah nabi berkenan mengirim sahabatnya hijrah secara sembunyi dan bergelombang. Strategi dan perhitungan manusiawi dilakukan nabi. Bukan hanya mengandalkan mukjizat langit.
Semua diperhitungkan dengan detil. Sampai ada sosok yang bertuga menghapus jejak kaki nabi di gurun pasir supaya tidak terlacak orang kafir. Ada juga sosok yang digaji sebagai pemunjuk jalan jalan tikus dan pintasan non konvensional menuju madinah.
Setelah di madinah
Pasca di madinah, nabi pertama membangun mesjid dan pasar. Kemudian membuat perjanjian dengan berbagai kelompok besar berpengaruh dalam sebuah traktat yang disebut dengan deklarasi madinah. Atau piagam mafinah. Sohifah madaniyah.
Untuk diketahui bahwa Pasar adalah sebagai simbol ekonomi. Mesjid simbol spritual ibadah. Piagan simbol politik.
Kemudian nabi membuat pabrik senjata. Lalu meletakkan hubungan erat dengan mempersaudarakan antara imigran dengan pribumi agar lekat secara emosional.
Spontan tumbuh sebuah transformasi budaya baru dalam entitas islam. Tanpa menyingkirkan budaya lokal yang bisa diakomodir.
Semenjak tahap ini praktis Revolusi islam dimulai. Nilai tawar negosiasi sosial nabi menjadi tinggi. Sosoknya jadi tren setter dan viral diseluruh arab sampai kerajaan romawi dan persia.
Negara madinah dengan multi etnis dan agama telah berdiri kokoh. Semua boleh menjalankan agamanya. Namun hukum negara yang berlaku adalah islam. Jadi tidak ada pemaksaan berislam kepada kafir. Tapi hukum positif yang sipakai secara negara adalah syatiat islam. Termasuk hukum pidana, perdata dan hukum perang.
Kekuasaan itu penting
Ternyata kekuasaan itu urgen. Kekayaan itu juga amat penting. Ditambah lagi kuantitas ummat yang makin hari makin banyak yang jadi islam. Maka perlu angkatan bersenjata ditata secara baik dibawah komando pemimpin tertinggi madinah yaitu nabi muhammad.
Maka nabi bukan cuma jadi imam sholat berjamaah. Tapi juga jadi penglima perang di atas kuda. Mabi juga menjadi pemutus perkara, dan juga nabi sidak mendadak ke pasar untuk memantau harga.
Inilah prototipe pemimpin ideal dalam islam. Karena faktanya orang solih dan intelektual jika tanpa kekuasaan hanya bisa menjadi pembicara di seminar seminar dan perkuliahan saja yang tidak bisa membuat kebijakan berupa UU dan Perda.
Maka ulama ulama yang jutaan hidup hari ini hanya bagai buih dilautan. Memang banyak jumlahnya , tapi tunduk dibawah hukum buatan orang kafir. Hukum yang diadopsi dan impor dari asing.
Inilah realitas menyedihkan di era kita ini. Tangisan dari sebuah ummat tanpa kekuasaan dalam bentuk negara. Maka solusinya perlu untuk hijrah secara pemikiran. Yaitu menyadari betul kalau menjadi berilmu saja tidak cukup. Kalau menjadi doktor saja tidak cukup. Penting bagi para orang cerdas dan solih untuk memegang tongkat kekuasaan. Karena hanya dengan itu hukum islam bisa diterapkan secara total dan menyeluruh.
Jika tanpa kuasa. Anda hanya bisa berteriak teriak di trotoar peradaban. Anda akan diatur. Bukan mengatur. Dikendalikan. Bukan mengendalikan. Seperti yang dirasakan mayoritas muslimin dunia hari ini. Berfikirlah hai ummat islam dunia. []