Ilmu Tauhid. Oleh: Dr. Zawil Huda, SH, MA


Ilmu Tauhid

Episode 01

Artikel, kawalbangsa.com -----

Ternyata, pemahaman daripada Wahdatul Wujud tetap muncul di zaman sekarang. Terkadang paham tauhidnya malah kombinasi antara hulul dan Ittihad, asy'ariah plus Wahdatul wujud. Campur baur. Seperti gado gado dan pecel.

Makna Wahdatul wujud
Wahdatul wujud ini artinya bahwa tuhan itu menyatu wujudnya dengan alam atau ma siwalloh. Sebagian dari penganut paham ini berkilah bahwa yang bersatu dengan zat Alloh itu cuma sebagian saja daripada zatnya makhluk. Yaitu bagian tubuh halusnya, atau batinnya saja. Dan ada yang menyebutnya juga kalau insan itu bersatu dengan zat tuhan dari sisi bagian sifat ma'aninya saja. Padahal semua itu adalah salah besar.  Berkeyakinan seperti ini bisa keluar dari tauhid ala nabi ( Ma ana alaihi wa Ashabi ).

Bentuk Pengikut Wahdatul wujud zaman kini
Pengikut Wahdatul wujud hari ini pandai berdalih dan beralibi. Halus dan samar. Sedikit saja dari mereka yang mau terang terangan mengaku berfaham Ibnu 'arobi. Turunannya sampai ke syekh Abdul karim al-jili. Disebutkan juga masuk syekh fadlulloh burhanfudi alhindi. Bukunya yang terlacak adalah tuhfah almursalah ila ruhin nabi. Namun tentunya, ala kulli hal, hakikatnya tuhan yang maha mengetahui tentang iman mereka. Tapi yang masyhur dalam pandangan manusia, merekalah tokoh utama dalam hal ini.

Perlu diwaspadai bahwa jika ada oknum yang getol bicara syariat, torikot, hakikat dan makrifat, maka sering tergelincir masuk kepada paham Wahdatul wujud tanpa sadar. 

Termasuk juga kaum yang doyan ikut kaji diri. Atau kaji batin. Over dosis dalam gelimang belitan kajian batiniah yang lemah argumentasi serta lemah literasi dan referensi dari ulama muktabaroh.

Sebagian mereka ada yang meremehkan syariat dan ada juga yang tetap saja serius mengamalkan syariat. Maka perlu hati hati, jelimet, dan teliti detil dalam mendeteksinya.

 Bisa saja mereka ada di kampung anda. Atau malah di sekitar anda. Inilah kerja imam Gozali dulu serius memeranginya secara lisan dan tulisan serta lewat debat. Inilah salah satu sebab beliau diberi gelar hujjatul Islam. 

Jadi tasauf falsafi sangat rentan untuk masuk ke paham Wahdatul wujud. Adapun tasauf amali dan akhlaki golibnya masih lurus akidahnya.

 Nanti terlihat sekali bahwa paham sesat ini memiliki ucapan ucapan yang menghentak, menggelitik, bahkan membuat penasaran.

 Apalagi racau-annya atau syatohat-nya. Ungkapan saat mereka ekstasi atau fana fillah dan baqqo fillah. Kata mereka itulah level tertinggi dikalangan mereka. Insan adalah ilah. Ilah adalah insan. Itupun Katanya. Waduh, ngeri mendengarnya.

 Misalnya lagi, ungkapan mereka bahwa Ana alhaq ketika mereka sedang play atau fana. Tuhan itu ada dalam saya. Dan saya ada dalam ana nya tuhan. Tiada selain dia kecuali dia juga adanya. Jika ada wujud selain wujud tuhan, maka artinya akan banyak wujud sebanyak makhluk. Itu artinya sudah membuat tuhan- tuhan yang banyak. 

Padahal tuhan itu adalah Ahad. Jadi jika demikian, maka tsabitlah bahwa semua semesta alam raya ini merupakan manifestasi wujud tuhan dalam tajalli yang multi rupa.

Wow, sangat mengejutkan akal. Sangat terdengar cerdas. Inilah syubhat dan tipuannya yang disebut halus. Padahal akal sehat dan Nash mengatakan kalau tuhan itu mesti beda dengan makhluk dalam segalanya ( walam yakun lahu kufuwan Ahad ).

O iya, kaum ini sangat mudah mengangkat orang ke Maqom waliyullah. Kemudian sangat ektrim fanatik kepada gurunya sampai ke level dewa atau overkultus. Dan biasanya tidak mau menambah wawasan kepada paham yang berbeda. Jika diskusi maka mereka ini sering emosian, dan bisa ancam lawan debatnya dengan ilmu kesaktian semacam santetlah kira kira. Pokoknya mereka itu mengklaim bahwa orang muslim yang lain ini belum sampai kajinya ke Maqom kaji hakikat ala mereka itu. Orang lain ini baru level kulit saja. Mereka menuduhmu orang yang belum paham Wahdatul wujud yang hakiki. Hanya mereka yang paham Wahdatul wujud sejati itu. 

Memang mereka ini lazimnya arogan secara spritual. kenapa tidak. Wong dia merasa sudah bersatu dengan tuhan. Sudah berada dalam muhit-nya zat tuhan. Weleh, Kacau, kacau. Memang banget sesatnya paham ini.

Berkamuflase dalam lembaga Torikot
Terkadang mereka ini mencari cover dari thoriqoh. Berlindung didalam sebuah torikot tertentu. Padahal bukan thoriqohnya yang salah. tapi oknum-oknum itulah yang menyalahgunakan tarekat. 

Di daerah minangkabau banyak kajian yang mirip dengan Wahdatul wujud ini. Begitu pula di Riau. Tapi banyak juga ahli tauhidnya yang lurus dan Aswaja banget.

Salah kaji atau kajinya yang salah ?
Bisa saja oknum oknum itu yang salah memahami kaji dari sang guru. Atau memang gurunya sudah sesat juga. Tulisan ini tidak dituduhkan kepada siapapun. Tulisan ini bersifat umum.

Merasa lebih kokoh posisi oknum oknum ini jika bersandar kepada torikot x misalnya, sehingga untuk itu mereka mudah saja mengatasnamakan tarekat untuk melakukan paham yang sesat di dalam ilmu tauhid. Yaitu faham Wahdatul wujud.


Tokoh tokoh Wahdatul wujud
 Tokoh pemulanya adalah Ibnu 'arobi, hallaj, al-jili, Siti jenar. Dengan rujukannya pada kitab kitab klasik bernama fususul Hikam, futuhat almakkiyah, kasyful asror, insan Kamil karya syekh aljili ( beda dengan kitab insan Kamil karya ayyid Muhammad Alawi al-Maliki ). Dan juga beberapa kitab kitab tulisan arab melayu. Ada juga buku martabat tujuh. Plus buku buku tulisan guru guru tertentu yang beredar secara terbatas dan tidak diterbitkan. Katanya kitab yang tergolong top secret. Hanya orang khusus yang mampu mencerna. Alamak.

Namun lebih banyak kajian sesat ini beredar dari lisan ke lisan. Tutur pitutur. Dengan sajak sajak indah, dan metafora metafora yang mengesankan kaum bodoh dan kaum awam. Dibumbui pula bahwa katanya jika sudah sampai ke ilmu kelas tinggi itu maka akan sakti mandraguna. Bisa tahan besi, tahan air, tahan api. Bisa terbang, bisa hilang, bisa tahu hal gaib. Bisa jadi tabib juru obat. Bisa juga jadi wali. Mungkin wali murid atau wali nikah. Sebab syekh Abdul Kodir Jailani yang sultonul awliya serta imam syazili sekalipun tauhidnya tidak Wahdatul wujud.

 Banyak orang yang buta dari isi kitab tauhid imam sanusi dan addusuki yang terkagum kagum. Padahal kajinya sangat sesat. Jika dia kuasai kitab yang dua itu maka dia aman biasanya.

Istilah dan sajak sajak yang seakan cerdas

Contoh : 

siapa yang menyembah ? Siapa yang disembah ? Apa yang dipersembahkan ? Dimana tempat menyembah? Mana diri sebenar diri ? Mana diri yang terperi ? Mana nur Muhammad ditubuh kita ? Apa itu makom 'Aryan ? Makom kasyaf ? Fana fil wujud ? Solatmu tidak sah jika belum ketemu dan belum jumpa dengan yang disembah ! Kamu harus Hiang dalam ke Akuan mu dan mesti bisa masuk kedalam aku nya dia ! Muhammad bersembunyi, lalu dicari tuhan. Tuhan kemudian bersembunyi membalasnya, lalu dicari Muhammad. Maka mereka saling mencari. Semenjak itu, jika satu zohilr, maka yang lain menjadi batin.

Lenyapkan semua alam ini. Yang wujud hanya dia. Maka alam ini adalah tajallli tuhan. Semua ini tuhan jua dalam bentuk tajalli. Mesti engkau bisa dan paham akan tanazul dan taroqqi,  barulah kau kenal pada dirimu. Karena dirimu itu sebenarnya adalah dirinya jua. Bukan di Madinah Muhammad berada. Tapi sama duduk dengan kita ( padahal kata mereka, nur Muhammad itu berbeda dengan Muhammad bin Abdulloh ). Ana alhaq. Dalam jubahku hanya ana. Dan beragam syatohat lainnya yang pasti tidak pernah diucapkan nabi dan sahabat.

Sungguh narasi narasi kafir yang nyata. Perkataan bijak yang tolol. Bangkai yang dibungkus kemasan indah. Karena itu jangan tertipu.

Bagaimanapun Tuhan bukanlah makhluk. Makhluk bukan tuhan. Tidak ada bahan baku dari zat tuhan kepada kejadian alam ini. Ma siwalloh Khuliqo minal 'adum ilal wujud.

Penuh filsafat palsu

Kadang juga mereka itu seakan punya logika cerdas. Terlihat bagai ahli berfikir berdalam dalam. sehingga orang umum banyak yang terhipnotis.

Contohnya seperti mereka itu mengatakan bahwa:  insan itu adalah wujud Allah, nur Muhammad, hakikat Muhammad. 

Kita ini lenyap dalam dia. Dia lenyap dalam kita. Insan lenyap, maka dia nyata. Matikan dirimu sebelum mati. Masuk ke dalam sir. Sir ke dalam nur, nur ke dalam ana. Waduh, mengagumkan sekali.

Tak jarang pula mereka ini melakukan cocoklogi yang masif. Misalnya, kata mereka, tubuh kita berasal dari bentuk huruf pada tulisan Ahmad. Alif artinya ini. Ha artinya anu. Mim maknanya x. Macam macam. 

Sekilas memang filosopis sekali. Tapi dangkal sebenarnya jika dalam pandangan kaum muwahhidin yang asli dan murni. Apalagi bagi santri yang menguasai kitab kitab tauhid standar di pesantren. Seperti ummul barohin saja cukup. Maka kaji aneh ini mudah untuk disangkal dan didebat.

Kesesatan mereka

Dalam paham ini, mereka itu mengatakan bahwa tauhid seseorang itu baru dianggap standar atau mencapai level yang tinggi jika dia telah mampu ber- makrifat, atau menghayalkan dirinya telah bersatu dengan Allah. 

Dimana sifat ma'ani Allah yang tujuh sifat itu telah bersatu dengan sifat ma'ani yang ada dalam tubuh kasarnya manusia itu.  yaitu tubuh halus, atau roh, atau nyawa, atau nur, atau sirrul asror, dan nama-nama lainnya yang mereka sering istilahkan sendiri menurut versinya. Tanpa ada rujukan dari ulama-ulama besar dari era sahabat yang disebut kibarus sohabah. 

Tidak ada juga istilah itu dari kalangan imam mazhab, atau ulama-ulama sufi yang diterima di dalam kalangan ahlussunnah Wal jamaah seperti imam Al junaid dan imam Al Gozali. Atau mungkin mereka ini lebih pintar dari sayyidina Ali bin Abi Thalib. Sang ahli tauhid bergelar Babul Ilmi ?

Bahkan mereka juga kadang menamai tubuh halus itu dengan nama yang banyak. Diantaranya  a'yan tsabitah. Lawan dari a'yan khorijiah. padahal a'yan tsabitah itu adalah nama-nama yang mereka katakan sendiri. bukanlah istilah dan nama  yang dikatakan oleh nabi Muhammad Saw.


Inti tauhid

inti dari tauhid adalah, tidak boleh menyamakan makhluk dengan khalik. Disebut dengan mukholafatu lilhawadis.

 jangan membuatmu masuk pada area terlarang atau for idden, yaitu pada area 'mumatsalatu lilhawadis.' 

pokoknya, tidak boleh menyamakan sedikit dikit juapun antara Allah dengan hamba.

Apabila engkau mengatakan bahwa engkau telah berhasil mengembalikan sifat ma'ani engkau yang 7 itu kepada sifat maani Allah, sehingga saat itu kau bersama berma'iyah dengan Allah, maka itu artinya khalik dan makhluk telah bersatu dalam kadar tertentu. maka ini artinya Allah ta'ala itu masih bisa dijangkau dalam titik-titik tertentu dari hamba. 

Hal ini adalah salah sekali. ini adalah sesat. tidak boleh dipegang kajian seperti ini walau dia tammatan langit sekalipun. jangankan tamatan Timur Tengah. atau meskipun dia itu alumni suluk beribu ribu hari dalam tarekat.

Semua itu harus kita abaikan. karena kajian mereka tidak lagi sesuai dengan kajian Imam Abu Hasan Al Asy'ari dan Abu Mansur almaturidi. tidak sesuai dengan kajian tauhid attohawiyah dari Imam at thahawi.


Ambillah tauhid Asy'ari, maturidi, atau imam attohawi

maka kembalilah kita kepada  tauhid versi Asy'ari. Dimana Allah ta'ala itu mesti 100% kau bedakan dengan ciptaannya.

 inilah yang disebut dengan laisa Kamislihi syaiun. Tauhidmu diangggap sudah memenuhi standar minimalis jika engkau percaya secara putus bahwa tidak akan pernah bersatunya makhluk dengan khalik. Meskipun kadar 0,001 persen. Kita itu adalah ciptaannya. Kita tidaklah bagian dari zatnya. Baik tubuh kasar kita maupun tubuh halus kita.

 Wujud kita tetap ada. Wujud Alloh tetap ada. Wujud alam semesta ini juga tetap ada. Tapi status wujudya itu berbeda. Alloh wajibul wujud, makhluk ini mumkinul wujud. Alloh qodim. Ma siwalloh hadits. Termasuk nur Muhammad juga adalah makhluk secara total. Wa mablagul ilmi fihi annahu basyarun. Waannahu Khoirul kholkillahi kullihimi.

Arti satu yang wujud itu ialah cuma Alloh yang wajibal wujud. Adapun selain Alloh atau na siwalloh, adalah yang diwujudkan.

Jangan tergoda dengan istilah kajian tinggi, kaji rahasia, kaji diri sebenar diri. Jangan terkagum kagum. Itu hanya peristilahan yang sengaja dibuat seakan elit dan eklusif. Padahal intinya hal hal itu kajian yang sesat. 

Kholik dengan makhluk berbeda

Diri kita tidak akan pernah bersatu dengan diri Alloh. Titik. Kita hanyalah karyanya. Hasil af'alnya. Kita bukan sifatnya. Tapi kita karya dari kehebatan sifatnya.  Jika kita sifat tuhan, maka nanti ujungnya mereka katakan bahwa zat dan sifat itu mesti satu. Kita ini ciptaannya. Selesai kaji. Kita ini hamba. Alloh tuhan. kita ini penyembah. Alloh yang disembah. 

Ada dua wujud memang. Wujud si penyembah wujud mungkin. Wujud zat yang disembah adalah wujud yang wajib. Artinya ada tanpa awalan masa.

Dari nol menjadi ada 
Alloh menciptakan alam ini adalah dari tidak ada menjadi ada. Bukanlah awal ciptaan itu dijadikan ruha. Dari juzu' atau bagian dari zat dirinya. Tidak sama sekali.

Dan semua hadis tentang nur Muhammad semuanya adalah dhoif. Dan ada juga yang palsu. Jika merujuk kepada Hadis yang sahih, maka dikatakan kalau awal mula yang diciptakan oleh Allah adalah qolam. Pena untuk menulis takdir di lauh Mahfuz.

Mereka ini juga acapkali memaksakan tafsiran hadis dan ayat kepada kehendak mereka. Tidak termaktub dalam kitab tafsir. Apalagi hadis mereka tentang kuntu kanzan makhfiyan dan seterusnya, waduh sungguh ganjil.

Jika ingin memahami sifat 20, maka makhluk itu posisinya berada pada sifat sifat yang mustahil. Adapun pada sifat wujud lawannya adum, maka artinya wujud kita ini tidak sama dengan wujud Alloh. Bukan berarti kita tidak wujud. []

Bersambung....

Post a Comment

Previous Post Next Post